ABSTRAK
Nilam merupakan tanaman yang memiliki prospek potensial bagi sektor kehutanan.
Tanaman ini dapat ditanam dengan sistem penanaman tumpangsari dengan jenis tanaman hutan
lainnya. Nilai fungsi lahan hutan akan meningkat sebesar 130% dengan adanya tumpangsari nilam
dalam kurun waktu 4 tahun. Lokasi penanaman/budidaya merupakan faktor non genetis sebagai
salah satu faktor penting penentu tinggi rendahnya mutu dan rendemen minyak nilam yang dihasilkan.
Untuk menggambarkan karakteristik budidaya nilam dipilih tiga propinsi di Sumatera (Riau,
Sumater Barat dan Dairi). Karakterisasi budidaya dibedakan atas letak/lokasi budidaya, teknik
budidaya dan teknik pemanenan/pasca panen. Secara umum karakteristik budidaya pada 3 lokasi
terpilih adalah sama, hanya ada perbedaan pada cara panen/pasca panen dan desain alat suling yang
digunakan. Budidaya tanaman nilam sangat cocok bila digunakan sebagai jenis tumpangsari karena
siklus produksi berumur 3-4 tahun. Bila dikelola dengan baik, satu siklus tanaman nilam pada
luasan satu hektar dapat menghasilkan sekitar 900 kg minyak nilam yang bernilai sekitar 225 juta
rupiah.
Kata kunci : Nilam, karakteristik budidaya
Senin, 17 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar